Hasil Penelitian PLN terhadap LHE & BE

PLN telah melakukan penelitian terhadap LHE & BE pada pelanggan rumah tangga dan kantor di Jakarta pada tahun 1993 yang lalu. Penelitian dilakukan melalui survei akseptansi, survei respon dan pengukuran beban, dengan data yang didapat sebagai berikut : 
Karakteristik Konsumen
  • 60% lebih kepala rumah tangga adalah pegawai
  • 70% lebih kepala rumah tangga adalah berpendidikan SLTA atau leih tinngi
  • 59% lebih rumah tangga berpenghasilan tiap bulan Rp 300.000 atau kurang.
  • 35% rumah tangga mempunyai luas tanah 45-70 M2 dan 33% menempati 70-120 M2.
2.Golongan tarif R1 & R2 merupakan konsumsi golongan tarif terbesar di PLN (93%) dengan jumlah lampu penerangan (Comprevensive Market Planning and Analysis System), sehingga dapat menghitung manfaat & biaya serta penghematan energi yang diperoleh dari pelaksanaan DSM. Manfaat ini dapat dinikmati oleh pelanggan serta PLN maupun masyarakat luas. Secara detail, analisa beaya dan manfaat dapat diuraikan dengan pertimbangan hal-hal sebagai berikut : Utility cost test : adalah uji untuk membandingkan antara investasi yang ditanggung PLN dalam melaksanakan DSM dengan investasi baru guna mencukupi pertumbuhan konsumen baru.
Uji ini dianggap baik/berhasil bila biaya yang ditanggung PLN dalam melaksanakan DSM lebih kecil daripada investasi baru.
Rate payer Impact Measure (RIM) test : adalah uji untuk mengetahui efektifitas biaya yang dikeluarkan partisipan dalam mengikuti DSM.
  • Toral Resource Cost (TRC) test : adalah uji untuk mengevaluasi pengaruh DSM terhadap biaya konsumsi listrik pelanggan, baik yang ikut DSM maupun yang tidak.
  • Societal test : adalah uji yang lebih luas dati TRC test, yaitu dengan mempertimbangkan dampak lingkungan, sosial dan lain-lain.
Selanjutnya sebagai Data Masukan pada COMPASS, didasarkan pada : 
*Rate Schedule : 
Tarif Dasar Listrik (TDL) yang berlaku saat ini untuk golongan tarif R1, R2 & R3. Golongan R1 & R2 dengan sistem block rate, pemakaian sampai dengan 60 jam nyala/bulan adalah Rp 74,-/KWH dan lebihnya Rp 99,5/KWH. Sedangkan bea beban untuk R1 : Rp 3.260/KVA dan untuk R2 : Rp 3.660/KVA. Tarif listrik pemakaian untuk R3 : Rp 212,50/KWH dan bea beban Rp 7.560/KVA. 
Seluruh nilai rupiah dikonversikan dengan nilai dollar Amerika (1 USD = Rp 2.100) 
*Technology characteristic.
Hasil survei menunjukkan pemakaian lampu penerangan adalah 9 jam/hari dengan beban puncak selama 4 jam. Penggunaan lampu dapat digolongkan : 
R1 : 4 buah @ lampu pijar 25 W diganti LHE 9 W 
R2 : 5 buah @ lampu pijar 25 W diganti LHE 9 W 
R3 : 5 buah @ lampu pijar 60 W diganti LHE 11 W 
*Market segment profile
adalah profil tentang pelanggan yaitu jumlah pelanggan yang ada maupun yang baru tingkat pertumbuhan, berkurangnya pelanggan untuk masing-masing pelanggan baru. Dalam hal ini diambil segmen pasar pada daerah Jawa-Bali pada tahun 1993/1994 sebagai berikut : 
R1 : 8.380.000 
R2 : 1.533.000 
R3 : 205.000 
Demolition rate atau tingkat pertumbuhan segmen/tahun diambil 1% dan discount rate 12%. 
*Market acceptance
Digunakan untuk memperkirakan adopsi pasar terhadap penggunaan LHE, dimana metode yang digunakan untuk studi ini dengan cara pa back acceptance, yang umum dipakai, dan untuk difusi pasar digunakan Direct Entry. 
*Utility characteristic.
Data yang dibutuhkan untuk menjelaskan sistem pembangkitan, maginal cost external cost & proyeksi KWH sales, semua ini didasarkan pada perhitungan PLN. 
Dengan memasukkan data yang didapat seluruhnya maka tolok ukur keberhasilan DSM dapat dinyatakan dengan nilai benefit/cost Ratio (B/C Ratio)_1. Untuk mencapai B/C_1 maka diberikan nilai variabel yang dalam hal ini berupa Insentif kepada pelanggan. 
Saran
  • Sasaran konsumen yang paling dominan perlu mendapat perhatina dari pemerintah dalam hal ini PLN-untuk penggunaan LHE adalah pada pelanngan golongan R1 & R2
  • Dan unutk BE adalah pelanggan perkantoran Pemerintah maupun swasta, disamping pelanggan pada golongan tarif lainnya.
  • Memberikan Penyuluhan & Keudahan bagi konsumen listrik untuk kampanya mobilisaasi LHE & BE dengan memanfaatkan Instansi Pemerintah, Lembaga-lembaga Pendidikan serta Organisasi -organisasi Profesi dan lain-laiin.
  • Instansi Pemerintah : Departmenen Pertambangan & Energi, Departemen Perindustrian, Departemen Penerangan dan Departemen Perdagangan dalam hal kemudahan & kemudahan LHE & BE, pengawasan mutu produksi untuk fiting lampu yang cacat-tidak kuat bila memakai LHE.
  • Lembaga Pendidikan : pengabdian masyarakat yang ada di Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta, serta para pengajar/guru diseluruh tingkat pendidikan.
  • Organisasi Profesi : Assosiasi Kontraktor Listrik Indonesia (AKLI), salah satunya dengan cara low enforcement pada saat proses sambungan baru golongan R1 & R2 pad sistem Paket yang telah diberlakukan PLN di Jakartak dan Tangerang. Saat ini instalasi yang disediakan oleh PLN melalui Instalatir dapat ditambahkan dengan LHE sebanyak 3 titik lampu untuk calon pelanggan 450 VA dan 6 titik lampu untuk calon pelanggan 900 VA.
  • Himpunan Teknik Iluninasi Indonesia (HTII), salah satu upayanya dengan memberikan penyuluhan pada saa melakukan proses disain penerangan, standar level penerangan yang memadai untuk kesehatan mata, untuk nilai ekonomis (konservasi energi), dan kenyamanan serta keindahan.
  • Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), menyiapkan proses disain arsitektur bangunan dengan penggunaan LHE & BE. Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII). Membantu desain interior dengan mempertimbangkan penggunaan LHE & BE.
  • Lembaga Konsumen dengan memberikan arahan keuntungan & kerugian penggunaan LHE & BE dibandingkan dengan lampu pijar dan ballas konvensional.
  • Pada dasarnya suatu Inovasi baru tidak mudah diserap oleh seluruh lapisan masyarakat seperti misal "Teknologi Energi Listrik", mula-mula diterima oleh masyarakat pada kalangan atas, bangsawan, feodal, maupun teknokrat, dan lama kelamaan kalangan menengah kebawah merasa butuh akan teknologi tersebut dan akhirnya lambat laun mau meneriman, yang ternyata saat sekarang ini teknologi listrik merupakan kebutuhan pokok masyarakat di kota-kota besar.
Hal ini dapat dimungkinkan dengan alasan : 
  • Memberikan nilai tambah dalam harga diri/prestige bagi kalangan atas/bangsawan.
  • Nilai ekonomi yang hanya dapat dicapai oleh kalangan tersebut.
  • Tingkat kemajuan fikiran yang lebih baik (high education).
Dengan demikian berarti penggunaan LHE & BE sangatlah tepat diarahkan pada kalangan atas, teknokrat dan lain-lain khususnya yang berada di pedesaan. Dalam hal penghematan energi yang dapat menguntungkan PLN maupun pelanggan, maka ada pepatah yang mengatakan (almarhum Dr. F. Tambunan) bahwa satu orang tiap harinya mematikan lampu 25 W, maka akan didapat penghematan energi di seluruh Indonesia yang telah menggunakan listrik + 100 juta penduduk adalah = 2.500 juta Watt sama dengan 2.500 MW. Diharapkan hal ini dapat diwujudkan menjadi suatu kenyataan, melalui penyuluhan, iklan dan lain-lain.

Daftar Pustaka

  1. Interior lighting TH 1981 > Prof. J. B. de Boer & Prof. Dr. D. Ficher.
  2. Majalah Sang Surya Edisi 1, 5 & 6, Himpunan Teknik Iluminasi Indonesia th 1991, th 1994.
  3. Laporan Utama Penelitian & Pengadaan Pilot Proyek Penggunaan LHE & BE. Departemen Pertambangan & Energi. PLN Pusat. Nov. 1993.q
Oleh: Ir. S. Gunawan, M. Sc adalah Pengajar Teknik Iliminasi pada beberapa perguruan tinngi di Jakarta. 


Sumber: http://www.elektroindonesia.com/

Tidak ada komentar:

" Jika Anda ingin mempublikasikan kembali tulisan ini di website atau blog Anda, mohon cantumkan link aktif menuju artikel yang bersangkutan termasuk semua link yang ada di dalam artikel tersebut. "
_______________________________________________

Artikel Terpopuler...


Berita Media Terhangat

Tinggalkan Pesan Di Sini.., masuk dengan akun fb anda.