Hemat Listrik, Hemat Biaya, Dunia pun Menjadi Hijau Kembali

 Muhammad Nizar   Selain masalah kerusakan pembangkit, sumber energi untuk listrik pun sudah menjadi masalah tersendiri. Selama ini PLN masih banyak menggunakan BBM sebagai sumber energi pembangkitnya.  Bertambah berat beban yang menghimpit. Katakanlah PLN punya banyak duit untuk membeli BBM, masalah lain akan timbul. BBM merupakan energi yang tak terbarukan alias bakal habis suatu saat. Eksploitasi dan konsumi besar-besaran minyak sekarang selain mempercepat habisnya persediaan BBM dalam perut bumi juga membuat lingkungan hidup semakin merana. Dampak negatif yang ditimbulkan cukup besar misalnya munculnya efek rumah kaca akibat CO2 dan Metana. Lantas kita sebagai masyarakat bisa apa? Apakah semua beban ini harus diletakkan di pundak pemerintah?
Pemerintah sebagai penguasa dan pembuat kebijakan mempunyai peran terbesar dalam penyelamatan energi. Masyarakat pun punya peran bahkan sebagai konsumen terbesar masyarakat bisa berperan lebih jauh. Masyarakat bisa melakukan upaya-upaya konservasi listrik atau lebih sering disebut hemat listrik. Banyak sekali hal-hal yang bisa kita lakukan. Langkah-langkah kecil memang, namun karena dilakukan oleh jutaan penduduk maka hasil yang ditimbulkan dahsyat.
Banyak hal-hal yang sudah sering kita lakukan tanpa kita sadari sebenarnya menghemat listrik. Mematikan lampu jika sudah tidak diperlukan misalnya. Tetapi ada juga hal-hal yang tanpa kita sadari merupakan kegiatan pemborosan listrik, misalnya lupa mematikan TV semalaman setelah nonton sepakbola. Langkah-langkah penghematan listrik jika dilakukan secara sistematis, terencana dan didukung oleh kebijakan pemerintah bisa menghemat jutaan volt listrik.
Ada beberapa upaya sederhana yang dapat dilakukan masyarakat untuk menghemat listrik, seperti memakai lampu hemat energi, memakai alat elektronika yang memiliki model paling hemat, menyesuaikan jumlah titik dan daya (watt), dan banyak lagi yang lain termasuk juga gaya hidup hemat listrik. Dengan melaksanakan hemat energi banyak hal negatif yang bisa dikurangi. Bahkan perusahaan lampu Philips pernah mengklaim mereka dapat emisi karbon sebesar 1 ton dengan mematikan lampu selama 1 jam diseluruh kantor-kantor mereka di dunia (lihat box Mematikan Lampu 1 Jam, Hemat 1 Ton CO2).
Masyarakat dapat menghitung untuk memperoleh gambaran berapa uang yang dapat mereka hemat. Ilustrasi berikut memperlihatkan jumlah listrik dan uang yang dapat dihemat:
Biaya listrik = dihitung dengan mengalikan jumlah pemakaian listrik dengan harga tarif listrik sesuai dengan kelompok konsumennya (Total KWH x lama pemakaian dalam jam x tarif dasar listrik).
tarif dasar listrik menurut PLN : Golongan R1 (< 2200 VA), Rp 320,-/KWH Golongan R2 (2200 VA - 6600 VA), Rp 575,- /KWH Golongan R3 (>2200 VA), Rp 621, -/ KWH
Jika anda mengganti lampu 100 watt dengan lampu 20 watt untuk pemakaian 10 jam/hari, maka anda dapat menghitung : • Penghematan energi listrik/bulan: (100 W-20 W) x 10 jam/hari x 30 hari = 2400 WH = 2,4 KWH • Penghematan biaya/bulan: • Tarif R1, 2,4 KWH x Rp. 320,- = Rp. 768,- • Tarif R2, 2,4 KWH x Rp 575, - = Rp. 1.380,- • Tarif R3, 2,4 KWH x Rp 621, - = Rp.1,490,-
Ini baru perhitungan untuk sebuah alat listrik dimana terdapat selisih 80 watt per bulan. Nah, seandainya ada beberapa alat elektronik di rumah anda, banyak sekali yang dapat dihemat bukan. Terus, coba kita kalikan dengan jumlah rumaha yang terdapat di Aceh, kemudian rumah di Sumatera, kemudian lagi se Indonesia, luar biasa dana dan energi yang dapat dihemat.
Selain upaya dari masyarakat, pemerintah mutlak melakukan upaya yang sama sesuai dengan kewenangan yang mereka miliki. Pemerintah memiliki banyak sekali gedung-gedung perkantoran yang mengkonsumsi banyak listrik. Selama ini kentara terlihat pemborosan yang terjadi dalam gedung-gedung tersebut. Pengamat kelistrikan Universitas Syiah Kuala malah menyatakan pihak pemerintah lah yang harus lebih dahulu memberikan contoh baik kepada masyarakat. Banyak gedung-gedung perkantoran yang lampunya terus hidup terang benderang di malam hari walaupun sedang tidak ada aktivitas, termasuk di kantor gubernur Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sekalipun. Begitu juga dengan lampu jalanan yang menjadi tanggung jawab pemerintah. "Coba bayangkan, lampu jalanan masih saja tetap hidup padahal hari sudah siang. Sore hari belum gelap pun lampu sudah hidup "katanya. Ini pemborosan besar-besaran, mengingat satu buah lampu jalan saja ada yang 1000 watt dayanya.
Dalam hal kebijakan, pemerintah sudah membuat berbagai regulasi dan memantau langsung kegiatan hemat listrik. Salah satu kebijakan tersebut adalah Kebijakan Energi Nasional (KEN) 2003-2020 atau Kebijaksanaan Umum Bidang Energi (KUBE) yang memuat konsep-konsep ideal untuk pengelolaan energi. Selanjutnya kebijakan ini diubah karena tidak sepenuhnya diimplementasikan akibat berbagai kendala, di antaranya adalah karena KUBE yang dikeluarkan bersifat nonbinding, sehingga tidak ada sanksi apabila para pelaku di bidang energi tidak melaksanakan kebijakan energi tersebut. Menyadari akan hal ini, Depertemen Energi dan Sumber Daya Mineral merevitalisasi KUBE menjadi Kebijakan Energi Nasional (KEN) melalui Keputusan MESDM Nomor 0983.K/16/MEM/2004 tanggal 6 Mei 2004 agar dapat diimplementasikan oleh seluruh pelaku bidang energi. Kegiatan pemantauan dilaksanakan oleh PT PLN dengan membentuk Tim Hemat Energi yang melakukan asistensi dan supervisi (pengawasan) upaya hemat listrik pada setiap gedung dan rumah. PLN menargetkan penghematan hingga 10 juta KWH selama sebulan, apalagi jika pemilik papan iklan mau mengurangi jumlah lampu yang digunakan. Upaya pemantauan dimulai di dua unit wilayah distribusi (Disjaya dan Jabar-Banten) karena porsi konsumsi listrik di daerah tersebut mencapai 52 persen dari konsumsi nasional.
Secara internal PLN melakukan upaya efisiensi biaya yang dapat dikontrol seperti biaya administrasi umum, biaya operasional, dan biaya pemeliharaan dengan menekan susut jaringan. Dari sisi pemakaian listrik dengan mengontrol pemakaian pada waktu beban puncak. Seperti pelanggan yang pemakaiannya kurang efisien, PLN akan mengenakan tarif non subsidi.
Efek lain dari hemat listrik adalah bumi yang semakin hijau. Produksi CO2 semakin sedikit, eksploitasi BBM dan bahan baker lain berkurang, hutan semakin ringan bebannya. Apalagi memakai pembangkit listrik ramah lingkungan mikro hidro. Mikrohidro hanya salah satu contoh pembangkit listrik ramah lingkungan, yang selain memberikan listrik kepada masyarakat namun juga "memaksa" masyarakat menjaga sumber-sumber air. Dimana sumber-sumber air? Hutan lah merupakan salah satu sumber air terbesar.
Semua pihak mempunyai kesempatan untuk melakukan upaya hemat listrik dan telah melakukan upaya-upaya tersebut tetapi belum maksimal. Kenyataan di lapangan membuktikan masih saja ada keluhan-keluhan masyarakat, tindakan pemborosan (inefisiensi), mismanajemen dan lain-lain. Kalau diibaratkan benang kusut, benangnya masih sangat kusut walau masih ada optimisme disana.

2 komentar:

Putra_Blgebang mengatakan...

Banner Udah Online Gan,....... Let's Check......... Kok malih searah ngene........???????

Surya Jaya mengatakan...

Lho kan yang ini memang lahirnya di sini bro, dan untuk kepentingan ini juga.. (nyuluh kodok) :)

" Jika Anda ingin mempublikasikan kembali tulisan ini di website atau blog Anda, mohon cantumkan link aktif menuju artikel yang bersangkutan termasuk semua link yang ada di dalam artikel tersebut. "
_______________________________________________

Artikel Terpopuler...


Berita Media Terhangat

Tinggalkan Pesan Di Sini.., masuk dengan akun fb anda.